Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Pra Nikah

I don't know how to describe what i feel since i know that i am getting married next two weeks wkwkw. yg jelas sedih dan bahagia itu satu paket. Sedih karena harus meninggalkan pondok. Kebayang nggak sih hidup di pondok dari lulus SD-S1, dari umur 13 tahun sampai kepala dua, dari masih polos bgt,  lalu puber, sampai pada dewasa ini. ya sekitar 12 tahun lamanya aku tinggal di pondok dengan lingkungan yang amat sangat nyaman. Lebih dari itu, pondok udah kasih aku banyak pembelajaran tentang kehidupan, sedih akutuuu haha. Selain hal diatas,  ada hal yang sekiranya bikin kamu (yg mau menikah) lebih sensitif dari biasanya.  I m not that kind of sentimental and tearful girl,  aku bukan tipe yg mudah terharu dan menitikan air mata untuk suatu hal. Bahkan kayanya jarang banget nangis haha.  Tapi since the day, semuanya berasa kayak lagi ngiris bawang,  bikin mata panas dan gak bisa nahan buat gak nangis. Contohnya, ketika menghadiri acara pernikahan teman awal desember lalu, tiba

Minggu, 23 September

Sedikit cerita tentang hari dimana bibirku terus membentuk simpul,  tersenyum sumringah. Sebelumnya, udo hanya bilang akan silaturahmi ke rumah dengan keluarganya. Kebetulan ia sudah tidak ditugaskan di Makassar dan sedang ada diklat di Bogor selama 3 minggu. Di pertengahan diklat, di minggu kedua,  udo dan keluarganya menyempatkan diri datang ke rumah ku (di Tangerang). Udo memang lah laki-laki yang sangat sigap. Aku tidak mempersiapkan banyak hal untuk hari itu,  seperti pakaian pada umumnya yang selalu menjadi perhatian gadis seumuranku ketika akan datang seorang laki-laki ke rumah dengan keluarganya. Aku hanya memilih baju yang sudah lama sekali tidak pernah aku pakai dan mencocokannya dengan kerudung yang ada, lalu ku poleskan sedikit pelembab dan bedak di wajah,  ku pikir ini hanya acara "silaturahmi keluarga". Kalau saja aku tahu hari itu adalah hari yang sangat sakral bagiku, akan ku kenakan pakaian terbaikkkk (melinda memang dodol -_-) Ternyata Allah memberi

Kata

Bagaimana aku menemukan kata, Sedangkan kebisuan menghampiri ranjangku tiap malam. Masuk melalui celah-celah selimut yang telah usang,  yang dibiarkan pemiliknya memeluk kesepian yang haus akan pertemuan. Aku tidak menemukan kata-kata, selain benda-benda berdebu yang tinggal dan daun-daun yang tanggal dari ranting pohon di depan kamar. Setiap hari, tanpa ada pemandangan baru. Seperti seseorang yang duduk di atas bangku panjang berwarna gelap, yang memiliki sepasang mata kecil dan langkah-langkah kaki yang besar. Seakan-akan ia bisa menghentikan waktu, karena kata-kata kemudian bertautan dalam pikiran. Ku harap kita bisa kembali bertemu, Agar ku temukan lagi kata untuk puisiku.

Dapatkah kau rasakan?

Di antara kantuk dan sepertiga malam Di antara waktu adzan dan iqomah Di antara sujud dan tahiyat akhir Di antara senja di waktu mustajab Di antara berkahnya rintik dan derasnya hujan Di antara ayat-ayat suci yang ku lantunkan Di antara kerongkongan yang kering dan doa berbuka Di antara itu aku menengadahkan tangan Mengirimkan surat terindah, obat untuk segala rintihan kesabaran Angin menerpa dan membawanya menuju langit timur tempat kau berada Dapatkah kau rasakan? Sayup-sayup ku sebut namamu lirih melebihi kebisuan Padahal hati meneriaki kesengsaraan akan kerinduan Dapatkah kau merasakannya?

Budaya yang nggak baik

Awalnya aku tipikal orang yang cuek, nggak peduli, dan nggak paberan sama persepsi dan prespektif orang lain. makanya aku jarang banget tersinggung buat hal-hal yang semacam itu. Tapi lambat laun aku juga bisa menilai mana orang-orang yang benar-benar peduli,  kepo,  dan suka nyinyir. Bertahun-tahun aku cuma dengerin dan kadang ikut menanggapi tanggapan orang-orang tersebut ketika seorang teman,  kaka kelas atau adik kelas yang berubah keadaannya karena suatu pilihan hidup. Nah hal yang kayak gini yang nggak bisa dibiarin aja. Setahun yang lalu aku pernah posting cerita tentang kaka kelas yang dianggap oleh beberapa orang membuang-buang waktu/uang karena mengulang kuliah lagi,  kamu bisa baca di postingan tahun 2017 "pintar-pintar lah berpersepsi" judulnya. Oia btw kemarin, setelah tau ada beberapa orang yang talk behind my back . aku jadi sedikit frontal dengan update satus wa yang isinya nggak suka sama orang yang ikut komentar dan cerita-cerita tentang pilihan hidup orang

Review Film Bad Genius

Nggak kerasa ya sekarang ngabuburit terakhir di tahun ini,  sambil menunggu buka puasa aku mau review film Thailand yang sudah tayang tahun 2017 lalu,  tapi keknya masih banyak yang belum nonton deh.  Judulnya Bad genius. Well guys,  enjoy my review yak... Namanya Lyn. Ayahnya yang seorang guru,  meskipun memiliki gaji yang pas-pasan rela mindahin dia ke sekolah yang lebih bagus dan pastinya lebih mahal supaya si l yn ini bisa meneruskan pendidikan selanjutnya keluar negri. Dari scene awalnya saja kamu yang menonton akan bedecak kagum melihat kepiawan lyn saat menghitung berapa puluh juta uang ayahnya yang akan dikeluarkan untuk membiayainya selama sekolah di tempat barunya. Sang kepala sekolah yang pastinya sudah mencium kejeniusan anak ini dari pola berfikir dan cara bicaranya langsung menawarkan lyn beasiswa. Tapi,  berawal dari pindah ke sekolah yang "Bagus" ini lah boomerang datang silih berganti untuk ayah lyn yang fahterable dan sangat penyabar ini. Di sekolah barun

Terima Kasih Udo :)

"Crinums" Berprinsip,  satu kata yang berkesan dari dirimu Percaya diri, satu hal yang aku paling banyak belajar tentangmu Semangat dan teguh pada pendirian merupakan perhiasan yang tidak banyak orang miliki dewasa ini Bagiku kamu pribadi yang semangat dan terus menginspirasi,  setidaknya itu beberapa kata yang bisa menghadirkanmu dalam deskripsi Tetap tersenyum,  waktu tak mampu meredupkan sinarmu Tetaplah menjadi crinum bagi mereka anak anakmu, bagaimanapun dari mereka orang orang membanggakan akan terbentuk.. Tetap jadi diri sendiri,  bahagia dan menginspirasi.. Selalu jadi sahabat yang baik bagi banyak orang.. Dan semoga apapun yang sedang kamu usahakan tercapai..  Stay gold dan berkah umur.. Selamat Ulang Tahun Permata

It's okay

Postingan ini ditulis karena melihat kumpulan yang mungkin sengaja tidak mengundang saya.  Guess why? Because i am not that kind of a "nice person" menurut mereka. i guess sih gitu, correct me if i am wrong hahaha.  But lemme tell you something guys. Sebagai penegak peraturan di pondok,  sebagai pembimbing dan sebagai guru,  It's okay kalo ada anak-anak yang bilang aku galak, cerewet, dan gak asik (banyak peraturan). Because i know exactly that i am highly tempered,  i know that i get annoyed easly ketika ngeliat anak-anak yang nggak mentaati peraturan apalagi kalo berulang kali dilakuinnya. Aku bukan tipe orang yang bisa cuek-cuek aja kalo lihat ada hal salah ataupun "gak beres" di depan mata. Aku bukan tipe orang yang "bodo amat" cuma karena capek negor anak yang salah. I am not that kind of person. Meski hal demikian jadi bumerang dan ngebuat anak-anak "nggak nyaman" sama aku,  it's okay.  I through that moment since pengabdian pert

Untuk Udo :)

Lulus dari pondok mei 2012, dia adalah teman laki-laki yang paling sering ku balas smsnya.  2013, dia adalah teman yang semakin jauh jaraknya dan untuk pertama kalinya pula aku mengenal rindu. Tahun-tahun selanjutnya, dia adalah teman yang tidak lagi muncul namanya di layar hp ku,  tapi kami saling mengetahui kabar dan perkembangan masing-masing melalui blog.  Februari 2016, aku membaca postingannya tentang Yono dan Tiara, pipiku kemudian bersemu merah. Akhir 2017, aku membalas tulisannya di blog dan dia masih seorang teman yang kemudian menghubungi ku (lagi). Februari 2018, dia menyelesaikan tesisnya di Yogyakarta lalu menemui orang tuaku di Bogor.  Sehari kemudian kami bertemu lagi, kali ini hanya aku dan dia. Teman lama yang dipisahkan oleh jarak dan waktu, teman lama yang disibukkan oleh dunia nya dan segala pencapaian, teman lama yang telah bertemu orang-orang baru. 5 tahun bukan lah waktu yang sebentar untuk tidak saling berkomunikasi. Rangkaian waktu dengan perasaan yang be

BE PROACTIVE

Aku lagi di KRL nih habis pulang kuli-ah,  kebetulan dapat tempat duduk *nangis terharu* sepertinya asik kalo bisa berbagi cerita di kelas tadi. Oke,  aku coba share secara gamblang dan simple ya.  Well,  semester ini aku ada matkul academic speaking dan prof menugaskan tiap kelompok untuk mempresentasikan isi buku "the 7 habits of highly effective people" yang sangat populer itu. Kalo kalian jurusan bahasa inggris pasti pernah ditugasin untuk membacanya. Kalau dilihat dari ketebalan bukunya,  aku juga malassss sekali membukanya selain karena berbahasa inggris juga (parah banget kan buka aja malas -_-).  Tapi matkul ini jadi favorite aku banget,  pembahasan dari buku karya Dr. Stephen R. Covey benar-benar memacu dan memotivasi ku untuk jadi orang yang lebih effectif *pamer otot*,  yaiyalah namanya juga buku motivasi -_-. Karena di kelas baru membahas bab pertamanya saja, jadi yang akan aku share di postingan kali ini adalah habit pertama, yaitu BE PROACTIVE. Sebelum

Kunci dan Seorang Anak

Siang ini panas sekali, ada dua bahan cerita yang seharusnya aku tulis kemarin dan kemarinnya lagi, rasanya malas sekali menulis di cuaca yang kurang bersahabat akhir-akhir ini.  Tapi di siang hari yang terik, diatas kasur ku yang sudah tidak empuk lagi,  dengan berbaring dan menggengam smartphone aku paksakan untuk menulis,  semangat nulis Nda,  semangat berbagi wkwk Kemarin kunci kamar ku hilang (lagi) perkara ini sudah sangat biasa terjadi,  entahlah kenapa aku sering sekali kehilangan kunci atau meninggalkan kunci di tempat yang bahkan aku nggak inget.  Jadilah hari kemarin aku tidak terlalu mencak-mencak karena masalah kehilangan kunci bukan hal yang tabu lagi bagiku wkwk.  Pukul 10 aku sudah free karna anak-anak hanya ujian satu mata pelajaran,  seharusnya aku bisa mengerjakan tugas di kamar dan rapih-rapih baju yang tadi pagi diantar laundry. Tapi karena aku sama sekali nggak inget meninggalkan kunci dimana jadilah aku cuma bisa tidur-tiduran di kamar teman. Setalah

Prasangka

Sebelumnya aku pernah bahas tulisan ini  disnapgram kalo nggak salah. Tapi sayang aja kalo nggak di tulis di blog hehe.  Tulisan ini disadur dari snapgram  wirda mansyur yang waktu itu aku baca.  Dia bahas tentang obrloan papahnya dan seorang kerabat. Aku coba tulis ulang semampuku ya... "Pada suatu siang di hari senin ada perkumpulan presiden,  mentri,  ulama dan petinggi-petinggi lainnya. Dipertengahan diskusi mereka,  presiden sebagai tuan rumah mempersilahkan tamunya untuk mencicipi jamuannya. Ulama mengawali jamuannya dengan meminum secangkir teh, kemudian diikuti para tetamu lainnya. Tapi ada seorang mentri yang dengan sopan menolak jamuan di siang hari itu karna sedang puasa sunnah senin kamis.  Lalu apa yang kamu fikirkan?" tanya ust. Yusuf mansyur ke kerabatnya "Loh koq ulamanya gak puasa sunnah?" jawab kerabatnya heran. "tamu yang berada disana pasti juga heran koq ulama nggak puasa sunnah, kalah sama mentri.  Padahal nyatanya ulama terse

Laki-laki dan Perempuan

Sebelumnya,  perkenalkan aku melinda belum menikah dan masih muda.  Sengaja ditambahkan kata muda agar dibilang wajar belum menikah wkwk. Di postingan kali ini aku ingin sedikit berpendapat dan memberi gambaran tentang beberapa perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan dalam menjalin hubungan. Tulisan ini aku anggap penting karena menyangkut keresahan perempuan-perempuan di sekitar ku. Entah itu yang curhat secara langsung ataupun dari segala macam bentuk kode mereka di sosmed wkwk. Kalau ada pendapat yang kurang berkenan,  silahkan berdiskusi di kolom komentar *nyapuin kolom komen* Aku meyakini bahwasannya dalam suatu hubungan tidak ada pasangan yang ingin saling menyakiti,  jikapun ada berarti dia sakit jiwa.  Hilang tanpa kabar dan selingkuh itu termasuk menyakiti bukan? Tapi entahlah itu termasuk sakit jiwa nomor berapa. aku belum menemukan teorinya di novel-novel andrea hirata,  satu-satunya penulis yang menyusun urutan nomor sakit jiwa~ Seiring berjalannya waktu,

Push Your Self

Akhir-akhir ini aku sedang malas sekali rasanya.  But alhamdulillah,  i have done all my task meskipun sambil leyeh-leyeh karna malas banget.  Only u can push ur self,  kalimat ini yang bikin aku tetap mengerjakan tugas meskipun dengan perasaan yang malaaassssss banget.  Pernah gak di posisi keq gini? Nggak enak banget ya,  rasanya pengin nangis karena males banget tapi banyak tugas hahah.  Postingan ini hanya untuk mengingatkan,  bahwa i can through this moment. Jadi suatu hari kalo lagi diposisi malas (lagi) masih tetap bisa menyelesaikan tugas wkwk. Well guys,  nggak ada orang yang nggak merasa capek, yang ada hanyalah orang-orang yang nggak mengeluh capek.  Bahkan orang yang nggak bekerja sekalipun pasti dia juga capek,  capek mikirin masalah hidup misalnya.  Intinya jangan mengeluh,  karena keluhan nggak bikin tugas-tugas/masalah itu selesai dan capek kamu hilang. Ya nggak sih?  Haha yang ada malah bikin kamu stress out so much karena kerjaan makin numpuk. Bismillah, kerj

Postingan kedua untuk 3 B

Aku baru sekali bikin postingan tentang anak-anak didik ku tahun ini,  ya nggak sih?  Kalo aku cek di blog sih iya haha.  Btw,  mereka itu anak yang kompak dan kocak.  Kalo yang tahun lalu mereka anak-anak yang senang "berlomba" dalam hal kebaikan kayak rebutan hapalan atau jawab soal ke depan misalnya.  Nah kalau anak tahun ini gak gitu,  mereka fine-fine aja dan nggak saling berlomba untuk hal begituan,  mereka cenderung malu-malu dan yang maju itu-itu saja haha. Tapi mereka kompak untuk bikin semacam yel-yel di kelas biar belajarnya semangat lagi. Memang beda ya karakter anak-anak.  Tapi ada hal yang aku temukan berbeda tahun ini dari tahun-tahun sebelumnya.  Mereka jarang banget CURHAT haha aku sampai berfikir kalau mereka itu anak-anak yang cuek dan sedikit masalahnya. Tadi di kelas,  aku sampaikan keheranan aku itu tentang mereka yang gak pernah curhat.  Diawal semester beberapa anak sempat curhat masalah broken home itupun karena memang tiap awal semester dan

Awal tahun dan cerita menulis

Nggak tau sejak kapan nggak pernah nulis resolusi lagi.  cuma, pasti selalu menyimpan keinginan-keinginan di dalam hati.  Keinginan paling besar sejak dulu adalah menulis buku,  semakin bertambah usia semakin aku takut untuk menulis, takut salah, takut lebay, takut "receh". Padahal seorang teman pernah bilang "setiap orang bisa belajar dari kesalahannya,  terus kenapa harus takut salah?" Semenjak takut-takut tadi aku jdi bingung mau merampungkan apa di dalam buku ku,  jadilah aku cuma menulis seadanya saja setiap hari.  Paling sering menulis ya kalo habis baca buku. Karena selalu ada unek-unek setelah membaca,  selalu ada pemikiran liar yang loncat-loncat keluar kepala.  Sebenarnya aku lebih senang menulis kisah nyata yang disamarkan atau kisah-kisah harian biasa.  Aku senang memperhatikan suasana dan orang-orang sekitar. Dulu,  setelah pulang kuliah,  kalau masih awal Bulan haha (karena baru gajian)  aku selalu makan di KFC stasiun, di lantai atas dekat je