Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

Dewasa atau tidak?

"Dewasa dong nda" kalimat ini sudah berapa kali aku dengar dari orang yang berbeda-beda. Entahlah berapa banyak mulut yang mengucapkannya. Mereka benar, aku sering sekali merasa belum dewasa. Seperti kebiasaan foto-foto selfi dan narsis yang sampai sekarang sulit rasanya untuk dipisahkan, atau suaraku yang cempreng, teriakan ku yang diprotes, cara bicaraku yang "agak" keanak-anakan. Tapi apa iya dewasa itu hanya dari hal-hal tersebut?? Beberapa hari ini aku mengambil kesimpulan, seorang pendiam dan tidak banyak omong biasanya akan sangat mudah untuk dianggap dewasa oleh orang sekitarnya. Padahal menurut ku dewasa itu terbagi menjadi dua haha... yang pertama dewasa perilaku dan kedua dewasa pemikiran. Seseorang yang pantas dianggap dewasa adalah yang bisa menyeimbangi keduanya, haha sebenarnya ini hanya presepsiku. Karna aku menemukan seseorang dengan pemikiran yang jauh lebih dewasa dari perilakunya. Kali ini aku merasa dewasa itu penting sekali!! Aku seorang g

Kopi dengan berbagai versi

Kemarin aku bbman sama rinrin, membahas masalah kopi. Entah kenapa setiap kali bbman dengan onye satu ini bahasa kita berubah menjadi sok sastra tapi belepotan. Anak kosan yang suka makan mie, anak ekonomi syariah yang anak muda banget ini  membahas kopi versi asmara. ahh... dasar anak muda!! :D "Kopi yg pait bisa ditambahkan gula tergantung bagaimana kita meraciknya, kadang kopi lain yg kita anggap manis tidak selamanya nimat" Tapi aku nggak setuju kalo kopi pahit ini adalah asmara, lalu diracik. Asmara itu bukan kopi pahit, asmara itu kopi dengan gula, dimana ketika kamu terburu-terburu dan tidak rata mengaduknya terkadang ia akan terasa sedikit pahit. Kalo hanya pahit saja, itu bukan asmara namanya. Suatu hubungan yang tidak sehat, untuk apa dipertahankan? Suatu hubungan yang tidak sehat itu jangan dipelihara!! Sekalipun tak selamanya asmara itu manis, setidaknya ia tidak seperti kopi pahit yang melekat lama. Perlu berapa tegukan lagi hingga kau menemukan rasa manis itu?

Insomnia, Rindu

Kala membenarkan posisi tidurnya, badannya dibiarkan terlentang. Seperti biasa matanya menatap lampu kamar yang tidak dimatikan, itu salah satu cara agar ia bisa terlelap. Ternyata percuma. Posisi tubuhnya sekarang menghadap guling di tangan kanannya, ia memeluk guling itu erat, matanya di pejamkan kuat-kuat. Lima menit kemudian, tubuhnya dibanting ke arah berbeda. Tangan kanannya meraih hape. Seidikit ragu, namun ia tetap mengambil hapenya yang berwarna putih. Dibukanya pesan yang sudah dibaca, matanya memerhatikan setiap kata di layar hapenya. "Udah malem tidur ya, nanti kamu sakit" kalimat itu tidak mungkin berubah walaupun dibaca berulang kali olehnya. Ia melihat bagian atas layar hp nya 23.46 lalu menghela nafas. Jari-jari tangannya tak bisa diam membuka setiap pesan dari seseorang, scroll up-scroll down. Sesekali ia tersenyum membaca beberapa pesan dan mengulanginya lagi. Kala sudah tidak punya cara untuk membuat matanya terlelap. Sms terakhir itu seperti harga mati ya