Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Berjalanlah ke arahNya, maka Dia akan berlari menjemputmu.

Pada akhirnya, hanya ikhlas dan sabar sebagai penguat. Pada akhirnya, engkau belajar apa itu tabah. Pada akhirnya, rencana Tuhan adalah yang terbaik. Sekarang sudahi keluh kesah itu, sudahi cerita yang kau rangkai sendiri, sudahi memaksakan keinginan, sudahi menengok kebelakang, sudahi semuanya!!! Kau hanya perlu menggelar sajadah , lalu ceritakan semuanya pada Tuhan. Mintalah perlindungan dan keridhoanNya atas keinginan dan masa depan yang telah kau rancang hebat. Karena sesungguhnya Tuhan sekalipun tidak pernah berpaling. engkau yang salah arah, melangkah terlalu jauh dan terjatuh. Namun Tuhan tetap melebarkan tangannya, agar engkau bisa kembali dan mengadu, merintih akan kesakitan yang kau ciptakan sendiri. Berjalan lah ke arahNya, maka Dia akan berlari menjemputmu.

Menulislah dan jangan dulu jatuh cinta!

Saya ingin memaparkan perasaan saya ketika beberapa orang memuji (langsung maupun tidak langsung) tulisan dan semangat saya. pujian itu menjadi tamparan positif bagi saya. saya harus menulis, terus menulis hal yang baik-baik, tidak mengeluh dan manja dalam tulisan. Menebarkan hal positif dan semangat. Pujian itu memacu saya untuk benar-benar menegakan diri demi menulis!! Saya malu, malu karna sempat lengah dan mejadi pecundang yang kehilangan semangat. Melalaikan cita-cita dan melupakan target karena terlalu sibuk dengan perasaan. saya benar-benar jatuh,  menjadi melankolis dan cengeng, itulah kelemahan saya.  Menulislah dan jangan dulu jatuh cinta!!! Karena sejatinya ketika memiliki impian dan cita-cita jangan pernah sibuk dengan diri sendiri, harus bisa menegakan diri!!! Semangaaattt 💪😏 *pamer otot, benerin kerah, pake kacamata, kencengin iket kepala*

Nasehat bapak

Bulan lalu bapak berkunjung ke pesantrenku sendirian. kami mengobrol banyak, mulai dari keadaan rumah, pekerjaan baru kakak, masa depan adik dan pastinya harapan bapak untuk ku dan anak-anaknya. aku hanya menyimak, tidak bercerita apapun. bapak memang suka mengobrol dan memberi arahan. tapi hari ini obrolan kami lebih serius dari biasanya. maka dari itu aku menulisnya sebagai pengingat. kalau ada yang bertanya, dari siapa cita-cita dan harapan itu datang? Maka akan aku jawab dengan tegas, dari keluarga ku lah cita-cita tinggi itu muncul dan bersemayam menjadi harapan, bukan dari lingkungan ku bukan pula dari teman-temanku. yang ku tahu hampir semua teman-teman bilang, setelah lulus S1, mereka ingin menikah. tapi tidak ku temukan kata-kata itu dalam keluarga ku. aku pernah mendengar kakak pertama ku bilang "aku mau menikah, tapi nanti siapa yang membantu mamah dan bapak cari uang" padahal umur teteh sudah pantas untuk menikah. kaka sebelum ku pun bilang "harus S2 kalo bi

Bohong yang berakar

Assalamualaikum, hai, heiho, hello aku melinda seorang guru yang belum juga dewasa, suka marah2, dan cerewet. Eitt but soon will be great teacher aheheh, aminn... Beberapa minggu yang lalu anak2 bersekongkol membohongiku. Sebenarnya sekitar sepuluh orang yang berulah, tapi aku mengenakan kata sekongkol karena yang lainnya ikut menutupi. Berawal dari laporan guru pengajar kitab ke 2 bahwa beberapa anak bolos mengaji. aku mengerutkan kening heran. Padahal di jam pertama aku mengajar, semuanya ada, tidur saja mereka tidak, bukan kah itu suatu kebanggaan melihat anak didik semangat belajar di siang hari walaupun terik. Setelah mendengarkan penjelasan guru yang naik turun nafasnya karena kesal, aku jadi paham trik mereka. pasti anak-anak mencari kesempatan kabur sebelum guru kedua masuk. Keesokan harinya, sebelum masuk kelas aku menarik nafas dalam "semoga tidak marah-marah" batin ku. Aku masuk kelas dengan langkah pasti, dengan kata-kata yang mengitari otakku, yang sudah kuran

Aku baik-baik saja

Akhir-akhir ini aku sibuk. meskipun begitu, aku tidak lupa 2 hari yang lalu kau mengirimiku kata-kata kasar . Jujur aku bingung setelah membaca pesan 3 baris, yang isinya hanya 3 kalimat itu, ah kau menyusunnya sembarangan. aku masih ingat sekali bagaimana emosionalnya kata-katamu. bahkan bagaimana perasaan ku waktu itu, malu, marah, sedih dan kecewa. Tapi harus kau tau, dalam 2 hari ini tak sedikitpun aku membenci mu. Tau kah kau? Setiap kali aku marah, aku akan membaca ulang tulisan ku tentang mu, aku merasa lebih baik setelahnya. Karena aku mengingat semua kebaikan yang ada pada dirimu. Pesan singkat yang ku anggap khilafmu sudah ku maafkan, bahkan sebelum kau mengutarakan permintaan maaf mu itu. Karna aku yakin suatu hari nanti kau akan menyesalinya, hmmm barangkali besok? Jadi jangan khawatir dan cemas karna aku baik-baik saja. Oia, jangan pula diambil pusing, santai saja. Aku tidak suka jika kau bilang sedang banyak pikiran, bukan kah itu keluhan yang kau utarakan sebelu

Belajar dari Seekor Kucing

Ketika pengajian bersama KH. Makmur Jawawi minggu lalu, ada cerita yang membuat bibir ini mengucap Masya Allah berulang Kali. Aku coba share ya Dalam kisah sahabat nabi yang bernama Abdullah bin Amin, beliau terkenal dengan julukan Abu huraira karena kecintaannya terhadap kucing. Salah satu buktinya adalah ketika selesai berdoa di dalam masjid, tanpa disadari seekor kucing tidur di atas jubah panjangnya, ia tidak mengusir dan membuat bangun si kucing, dengan perlahan diambilnya benda disekitarnya yg bisa menggunting sekeliling jubah yg ditiduri oleh kucing. Akhirnya ia pulang dengan pakaian yang terlihat setengah robek. Masya Allah Dari kisah diatas kita bisa menyimpulkan bahwa kucing adalah salah satu hewan yang dimuliakan dalam Islam, mengapa demikian? Dalam kehidupan sehari2 kita bisa belajar dari kucing, hewan yg satu ini tidak pernah jera untuk meminta, meskipun sudah diusir sampai berulang kali, dia akan tetap kembali bukan?? Haha sebenarnya karakter kucing

Sukses bukan berarti nggak ngabdi!!!

Ada satu pertanyaan yang sering  kali dilontarkan dari temen-temen di luar ketika main ke Pondok. Awal pertanyaannya seperti ini "nda masih ngabdi di pondok?" Pertanyaan selanjutnya lebih mengarah "nggak punya rencana buat tambah pengalaman?" Kalo ini masih enak di dengar, ada juga yang mengarah kesana tapi dengan kalimat yang nggak sewajarnya di ucap "masih di Pondok? Nggak bosen apa?" Pertanyaan semacam ini lebih sering dijawab dengan guyonan "iya dong, cinta Pondok haha" sebenarnya jawaban singkat itu mewakili dari sekian banyak pengalaman yang kita dapat dari masa pengabdian pertama sampai sekarang. Kalo redaksi pertanyaan dari "Cari pengalaman lain" dewasa ini dari tiap tahunnya setiap orang akan memiliki pengalaman yang semakin bertambah bukan?? Tidak sedikit kemungkinan yang mengabdi juga, hanya saja lokasi nya masih sama di pesantren. Bahkan pengalaman baru itu dimulai dari kelulusan, ketika yang lain melanjutkan "belajar

SABAR

Bukan kah sabar adalah kata yang paling sering kau ucap? Tapi aku tidak mengerti "sabar" yang kau maksud di pesan terakhir itu. entah "sabar" untuk menunggu, atau "sabar" akan kenyataan yang ada, entahlah... Pastinya kau adalah orang yang paling handal dalam menegakan diri! Terimakasih karena telah datang, pergi, dan kembali. Seterusnya terserah kau saja... Karena aku tengah menyibukkan diri!