Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

Nasehat bapak

Bulan lalu bapak berkunjung ke pesantrenku sendirian. kami mengobrol banyak, mulai dari keadaan rumah, pekerjaan baru kakak, masa depan adik dan pastinya harapan bapak untuk ku dan anak-anaknya. aku hanya menyimak, tidak bercerita apapun. bapak memang suka mengobrol dan memberi arahan. tapi hari ini obrolan kami lebih serius dari biasanya. maka dari itu aku menulisnya sebagai pengingat. kalau ada yang bertanya, dari siapa cita-cita dan harapan itu datang? Maka akan aku jawab dengan tegas, dari keluarga ku lah cita-cita tinggi itu muncul dan bersemayam menjadi harapan, bukan dari lingkungan ku bukan pula dari teman-temanku. yang ku tahu hampir semua teman-teman bilang, setelah lulus S1, mereka ingin menikah. tapi tidak ku temukan kata-kata itu dalam keluarga ku. aku pernah mendengar kakak pertama ku bilang "aku mau menikah, tapi nanti siapa yang membantu mamah dan bapak cari uang" padahal umur teteh sudah pantas untuk menikah. kaka sebelum ku pun bilang "harus S2 kalo bi

Bohong yang berakar

Assalamualaikum, hai, heiho, hello aku melinda seorang guru yang belum juga dewasa, suka marah2, dan cerewet. Eitt but soon will be great teacher aheheh, aminn... Beberapa minggu yang lalu anak2 bersekongkol membohongiku. Sebenarnya sekitar sepuluh orang yang berulah, tapi aku mengenakan kata sekongkol karena yang lainnya ikut menutupi. Berawal dari laporan guru pengajar kitab ke 2 bahwa beberapa anak bolos mengaji. aku mengerutkan kening heran. Padahal di jam pertama aku mengajar, semuanya ada, tidur saja mereka tidak, bukan kah itu suatu kebanggaan melihat anak didik semangat belajar di siang hari walaupun terik. Setelah mendengarkan penjelasan guru yang naik turun nafasnya karena kesal, aku jadi paham trik mereka. pasti anak-anak mencari kesempatan kabur sebelum guru kedua masuk. Keesokan harinya, sebelum masuk kelas aku menarik nafas dalam "semoga tidak marah-marah" batin ku. Aku masuk kelas dengan langkah pasti, dengan kata-kata yang mengitari otakku, yang sudah kuran