Kala membenarkan posisi tidurnya, badannya dibiarkan terlentang. Seperti biasa matanya menatap lampu kamar yang tidak dimatikan, itu salah satu cara agar ia bisa terlelap. Ternyata percuma. Posisi tubuhnya sekarang menghadap guling di tangan kanannya, ia memeluk guling itu erat, matanya di pejamkan kuat-kuat. Lima menit kemudian, tubuhnya dibanting ke arah berbeda. Tangan kanannya meraih hape. Seidikit ragu, namun ia tetap mengambil hapenya yang berwarna putih. Dibukanya pesan yang sudah dibaca, matanya memerhatikan setiap kata di layar hapenya. "Udah malem tidur ya, nanti kamu sakit" kalimat itu tidak mungkin berubah walaupun dibaca berulang kali olehnya.
Ia melihat bagian atas layar hp nya 23.46 lalu menghela nafas. Jari-jari tangannya tak bisa diam membuka setiap pesan dari seseorang, scroll up-scroll down. Sesekali ia tersenyum membaca beberapa pesan dan mengulanginya lagi. Kala sudah tidak punya cara untuk membuat matanya terlelap. Sms terakhir itu seperti harga mati yang tak bisa ditawar, dan kala bukan tipe gadis penawar yang baik. Ia memilih mengiyakan dan berbaring di tempat tidurnya.
Beberapa hari ini dia sulit terlelap, sepertinya insomnia. Namun itu membuat kala berharap seseorang menelponnya lagi hingga larut malam, mengobrol banyak dan mengucapkan selamat malam. Nyatanya Ia tidak ingin terbiasa dengan hal itu, sayangnya menghindar dari kebiasaan itu amat sulit. Sudah 3 hari langit menelponnya dan ia selalu berpesan jangan tidur terlalu larut. Kata iyah yang paling mujarab untuk menghindar dari perdebatan panjang.
Padahal 3 hari itu ia merasa lebih baik dari pada insomnia sendirian, ia mengobrol hingga larut dan lelah. Kala tak banyak bicara, ia menimati obrolan langit, sesekali menjawab iya. baginya itu pengantar tidur yang baik. Akhir2 ini laki-laki itu terlalu berlebihan dan merasa khawatir dengan kebiasaan tidur kala yang tak wajar. Kala mengalah, ia juga tak ingin garis hitam di kantung mata langit semakin terlihat.
Namun hal itu membuat kala selalu terbangun di tengah tidurnya lalu memanggil nama langit pelan hingga tertidur lagi, entah kenapa kala merasa dirinya juga berlebihan. Insomnia, kau terlalu berlebihan untuk membuat seorang kala merindu.
Comments
Post a Comment