awal pertama mendengar namanya kamu akan
mengernyitkan kening lalu ber- ooh panjang saat melihat muka bulatnya yang
memang cocok dengan perawakannya. opsi anak terakhir tak heran kalau dia
bersikap seperti anak kecil, karna aku pun begitu :D. kalau berbicara, matanya
ikut mengerling. tangannya mengusap-usap wajah, tapi bukan karena keringat,
memang sudah gayanya seperti itu.
entah kenapa anak-anak memilihnya menjadi ketua
kelas. Aku yakin bukan karena ia bijak atau dewasa, atau mempunyai jiwa
pemimpin. Mungkin Ini atas dasar teman-teman nya, mereka ingin membuat nya
kerepotan mengurus anak-anak kelas yang terlalu lincah ini. Bahkan teman-temannya
tertawa terbahak-bahak ketika opsi yang terpilih sebagai ketua kelas. Tawa itu
bukan kebanggan atau kesenangan. Tapi itu adalah tawa meledek yang membuat mata
opsi melirik sinis.
Pernah ia membuat ulah, dan aku marah besar “opsi
kamu itu ketua kelas malah bikin ulah, bagaimana anggota nya nanti. Jabatan ini
adalah amanah, amanah itu ditanyakan diakhirat!!” dia terdiam memainkan
bibirnya. ketika itu wajahnya membuat aku kesal, innoncent sekali. tapi dimalam
penuh dengan kejujuran #Eaaa. Ia mengakui bahwa pernah menangis karena amarahku
itu. hanum, salah satu temannya yang klop tertawa meledeknya “iya usth, dia
nggak bisa dibentak. Kalau disuruh sholat sama ibunya aja dirayu “opsi cantik,
yuk sholat dulu yuk, anak manis” hahaha” tawa hanum meledak. Opsi hanya sibuk
mengelap-elap wajahnya dan mengacak-acak kerudungnya pusing, sesekali matanya
ikut melirik sinis. Kerlingan anak itu memang khas.
Malam ini dia mengakui hal yang begitu aneh. Aku
sampai berfikir “sebegitu polos kah anak ini?.” kenapa aku bisa berfikir begitu?
karena hal yang satu ini. Hari itu opsi dan aulia meminum air dari botol
tupperware fildzah, botolnya lumayan besar dengan ukuran 1 liter. Ketika itu
fildzah tidak di kelas. Tapi anak dengan perawakan kecil ini marah besar ketika
datang dan melihat botolnya sudah
kosong, tidak ada air. Anak ini keras, dia meminta opsi dan aulia mengganti
airnya “pokoknya airnya nggak mau yang panas, harus kayak tadi titik.” Dia membentak
opsi yang kebingungan.
Opsi dan aulia buru-buru ke dapur untuk mengambil
air, dia melihat gentong yang masih mengepul. keduanya berpandangan “gimana
airnya nggak panas, semua air digentongkan panas semua” “yaudah kita isi aja
dulu nanti tungguin sampai nggak panas lagi atau....” aulia berfikir lama. “Botolnya
masukin ke bak kamar mandi” lanjutnya. “kelamaan, nanti usth datang duluan”
opsi menarik botol ditangan aulia, ia berlari menuju keran di kamar mandi satu.
Botol itu diisinya dengan air keran sampai penuh. Entah apa yang ada
difikirannya. Aulia menatapnya bingung “dari pada kena semprot sama si fildzah
mending kasih ini, nggak panas kan” opsi menyengir kuda.
Di kelas fildzah mengambil botol dari tangan
opsi, tidak ada perasaan curiga sama sekali. waktu istirahat ia meminum air
keran itu seperti minum air matang saja padahal warnanya saja berbeda. Fildzah tidak
merasakan keganjalan apapun. Bahkan opsi dan aulia tidak berfikir panjang untuk
meminum kembali air yang sudah jelas ia tahu berasal dari mana, teman-temannya
yang ke hausan ikut meminum pula, tapi anak-anak itu tidak merasakan perbedaan
apa-apa. mereka meneguknya hingga habis. Sepulang sekolah mereka mengeluh sakit
perut, memang tidak semuanya hanya beberapa.
“opsi, kamu tega banget” kataku geregetan. “usth
nggak pernah lihat fildzah marah, dia kalau marah seram usth” jawab opsi polos.
“aku juga sering koq minum air keran waktu wudhu dan nggak sakit perut koq usth”
mataku terbelalak, rasanya ingin jatuh keluar. “opsi rahmah ramadhan JANGAN DI
ULANGII LAGI, kalau semua teman-teman kamu sakit karena itu kamu harus TANGGUNG
JAWAB, sekarang minta maaf sama mereka” ia kembali mengusap wajahnya dan mengacak-acak kerudungnya, seperti
biasa matanya ikut mengerling.
mimik
wajah anak-anak yang mendengarnya berubah, ada yang kesal, ada yang ingin
muntah, dan ada yang tertawa, entah menertawakan keanehannya atau apa. kadang
aku berfikir opsi itu ketua kelas bukan pelawak papan atas, tapi kenapa ia selalu
bisa membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak, dengan mudahnya tanpa
dibuat-buat sedikit pun.
utdz. melinda, beneran si OPSI di jadiin ketua kelas? gimana kabarnya anak2 ustdz. ustdz. tolong salamin ke OPSI dkk (anak kelas 1.A) :)
ReplyDeleteBY: Nadya Azzahra