baru kali ini aku menatapnya dari jarak dekat.bulu-bulu kumis nakal yang mulai tumbuh bisa tertangkap oleh mataku, beberapa anak calon jerawatpun muncul bagai melompat-lompat dari setiap pori-pori wajahnya. tapi jangan kau kira aku menatapnya lekat, hanya sekilas dan mataku bisa langsung menjelajahi paras wajahnya. aku tau saat aku lengah ia menatapku, meneliti bagian wajahku dengan ekspresi yang tak ku mengerti.dari ujung-ujung mataku tertangkap pula gerak-geriknya, ia pun salah tingkah dan memainkan jari-jarinya.
kadang ia berceloteh tanpa suara, mencak-mencak sendiri. saat aku sedang menulis dengan serius, ia menatapku aku bisa merasakan tatapannya.kudongakkan sedikit wajahku, ia berpaling lelucon apakah ini?. yang menyebalkannya ia lebih segalanya dariku. ini membuatku merasa kecil di matanya. aku hanya gadis yang angkuhdan ia pemuda dengan banyak kebanggaan luar biasa.
kadang jalan bagaimana kau mengenalnya terlalu aneh, rumit untuk di ceritakan, membutuhkan berlembar-lembar kertas. aku tak tau harus bersyukur atau tidak karena telah mengenalnya, saat pertama mengenalnya lalu bertengkar, damai, perhatian, bertengkar lagi dan hal lain yang serba kebetulan. aku bertanya-tanya, mengapa dengan pemuda keras kepala itu?
aku tak punya banyak cerita tentang pemuda-pemuda seumuran. aku terlalu”ganas” untuk berteman dengan mereka. sekarang aku mengenal pemuda untuk pertama kali di sini. menemukan yang paling menyebalkan dan sombong, bisa segala hal, cerdas, berwawasan, tutur kata yang rapih, dan segala hal yang membuatku iri.
kadang ia berceloteh tanpa suara, mencak-mencak sendiri. saat aku sedang menulis dengan serius, ia menatapku aku bisa merasakan tatapannya.kudongakkan sedikit wajahku, ia berpaling lelucon apakah ini?. yang menyebalkannya ia lebih segalanya dariku. ini membuatku merasa kecil di matanya. aku hanya gadis yang angkuhdan ia pemuda dengan banyak kebanggaan luar biasa.
kadang jalan bagaimana kau mengenalnya terlalu aneh, rumit untuk di ceritakan, membutuhkan berlembar-lembar kertas. aku tak tau harus bersyukur atau tidak karena telah mengenalnya, saat pertama mengenalnya lalu bertengkar, damai, perhatian, bertengkar lagi dan hal lain yang serba kebetulan. aku bertanya-tanya, mengapa dengan pemuda keras kepala itu?
aku tak punya banyak cerita tentang pemuda-pemuda seumuran. aku terlalu”ganas” untuk berteman dengan mereka. sekarang aku mengenal pemuda untuk pertama kali di sini. menemukan yang paling menyebalkan dan sombong, bisa segala hal, cerdas, berwawasan, tutur kata yang rapih, dan segala hal yang membuatku iri.
Comments
Post a Comment