Ketika
pembelajaran dengan pak djaman, aku sedikit tercengang dan menyipitkan mata.
Postur tubuhnya yang tegap dan rahangnya yang kencang menandakan umurnya yang
masih muda. Pak djaman adalah salah satu dosen muda dengan gelar S1 dan masih
melanjutkan pendidikan masternya. Jika melihat dari umurnya, beliau termasuk
orang yang mempunyai motivasi tinggi. Sudah ada 1 buku pengantar pendidikan
yang beliau buat dan dijadikan panduan selama 3 bulan di semeter 1 ini. Di
setiap pertemuan aku tidak pernah melihat pak djaman membuka bukunya yang
bahkan tidak pernah ia keluarkan dari ranselnya. belum lagi cara ia mengajar,
sangat bersahabat dan aku kira teman-teman sekelas meni’mati pelajarannya yang
dibumbui dengan candaan hangat.
Begitu pula pembelajaran dengan pak slamet yang menggunakan metode ceramah. Di momen ini aku diajarkan untuk lebih peka dengan apa yang beliau sampaikan. Kalau satu momen tertinggal maka hilanglah pengertian dari apa yang disampaikan. Beliau adalah dosen senior yang juga pernah mengajar pak djaman. Jika pak djaman sudah membuat satu buku untuk dijadikan buku panduan, tentunya pak slamet sudah membuat beberapa buku. sekarang ini ia sedang menyelesaikan bukunya yang membahas tentang guru BK.
Berbeda dengan bu julia yang lebih mirip dengan asri welas dan julukan ini bukan dari ku saja, teman-teman sekelas juga memberi julukan itu. Beliau menggunakan metode mencatat lalu menjelaskan. Aku juga tertegun melihat bu julia tanpa bukunya menulis dengan lancar di atas papan tulis dengan istilah-istilah yang jika disebutkan saja sulit dan bisa membuat lidah pegal. Di pembelajaran ilmu alam dasar ini aku seperti masuk dalam acara opera van java di trans 7. Ia mampu mengocok perut teman sekelas dengan penjelasannya yang lucu dan tanpa ekspresi apapun.
Dan pembelajaran terakhir oleh bu syafti dengan harap-harap ingin cepat pulang karena ini adalah pembelajaran akhir sebelum weekend. Lebih berbeda dengan yang lain. Di pembelajran integrated english bu sayfti membagi kita menjadi beberapa kelompok untuk mempresentasikan satu buah judul yang sudah di bagi-bagi. Lalu akan ada sesi pertanyaan dari presentasi tadi yang lebih terasa seperti perdebatan.
Hampir 3 bulan penuh aku bertemu dengan dosen-dosen hebat itu. mulai dari pengalaman yang mereka ceritakan dan metode mengajarnya. Materi yang diajarkan sepertinya penuh dengan persiapan. Tak ada satupun pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Kelas ku termasuk kelas yang aktif, belum lagi beberapa mahasiswa dari kelas terbang ikut berbaur atau guru-guru yang ingin melanjutkan D3-nya ke S1. Pak djaman yang termasuk mudapun bisa menjawab pertanyaan dengan tegas dan santun jika para petua itu bertanya, pak slamet tetap pada argumentnya, bu julia selalu berhasil dengan teorinya dan bu syafti bagaimana pun ia, masih bisa bertahan dengan perdebatan panjang melawan penceloteh aktif berbahasa inggris di kelas ku.
Hingga perdebatan dan kebanggan untuk bisa menjadi seorang PNS dan kesejahteraan yang diberikan oleh pemerintah. betapa profesi guru sedang dielu-elukan oleh banyak orang. jika itu hanya sebuah profesi, apakah mereka memikirkan peran-peran yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Hitung-hitungan waktu untuk pendapatan guru dan Mc. jika MC bisa mendapatkan segepok uang dengan hanya berbicara sekitar 1,5 jam lebih. Sedangkan seorang guru jika dihitung perjamnya hanya mendapat 3.500 kurang untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan dalam waktu 60 menit keatas. Karena seorang guru itu sejatinya harus mencintai profesinya begitu pula yang pak djaman sampaikan.
Ada satu sisi dimana kita tidak menyadari hal kecil yang malah berdampak besar. Ada satu sisi dimana kita mengetahui keegoisan dan hawa nafsu yang begitu membuncah untuk banyak hal yang kita inginkan. betapa kedamaian rohani tidak sama sekali bisa di beli. Kedamaian rohani untuk bisa berbagi tanpa ada perhitungan balik. Yakin dengan firman Allah “Min haitsu laa yahtasib ^_^
Begitu pula pembelajaran dengan pak slamet yang menggunakan metode ceramah. Di momen ini aku diajarkan untuk lebih peka dengan apa yang beliau sampaikan. Kalau satu momen tertinggal maka hilanglah pengertian dari apa yang disampaikan. Beliau adalah dosen senior yang juga pernah mengajar pak djaman. Jika pak djaman sudah membuat satu buku untuk dijadikan buku panduan, tentunya pak slamet sudah membuat beberapa buku. sekarang ini ia sedang menyelesaikan bukunya yang membahas tentang guru BK.
Berbeda dengan bu julia yang lebih mirip dengan asri welas dan julukan ini bukan dari ku saja, teman-teman sekelas juga memberi julukan itu. Beliau menggunakan metode mencatat lalu menjelaskan. Aku juga tertegun melihat bu julia tanpa bukunya menulis dengan lancar di atas papan tulis dengan istilah-istilah yang jika disebutkan saja sulit dan bisa membuat lidah pegal. Di pembelajaran ilmu alam dasar ini aku seperti masuk dalam acara opera van java di trans 7. Ia mampu mengocok perut teman sekelas dengan penjelasannya yang lucu dan tanpa ekspresi apapun.
Dan pembelajaran terakhir oleh bu syafti dengan harap-harap ingin cepat pulang karena ini adalah pembelajaran akhir sebelum weekend. Lebih berbeda dengan yang lain. Di pembelajran integrated english bu sayfti membagi kita menjadi beberapa kelompok untuk mempresentasikan satu buah judul yang sudah di bagi-bagi. Lalu akan ada sesi pertanyaan dari presentasi tadi yang lebih terasa seperti perdebatan.
Hampir 3 bulan penuh aku bertemu dengan dosen-dosen hebat itu. mulai dari pengalaman yang mereka ceritakan dan metode mengajarnya. Materi yang diajarkan sepertinya penuh dengan persiapan. Tak ada satupun pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Kelas ku termasuk kelas yang aktif, belum lagi beberapa mahasiswa dari kelas terbang ikut berbaur atau guru-guru yang ingin melanjutkan D3-nya ke S1. Pak djaman yang termasuk mudapun bisa menjawab pertanyaan dengan tegas dan santun jika para petua itu bertanya, pak slamet tetap pada argumentnya, bu julia selalu berhasil dengan teorinya dan bu syafti bagaimana pun ia, masih bisa bertahan dengan perdebatan panjang melawan penceloteh aktif berbahasa inggris di kelas ku.
Hingga perdebatan dan kebanggan untuk bisa menjadi seorang PNS dan kesejahteraan yang diberikan oleh pemerintah. betapa profesi guru sedang dielu-elukan oleh banyak orang. jika itu hanya sebuah profesi, apakah mereka memikirkan peran-peran yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Hitung-hitungan waktu untuk pendapatan guru dan Mc. jika MC bisa mendapatkan segepok uang dengan hanya berbicara sekitar 1,5 jam lebih. Sedangkan seorang guru jika dihitung perjamnya hanya mendapat 3.500 kurang untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan dalam waktu 60 menit keatas. Karena seorang guru itu sejatinya harus mencintai profesinya begitu pula yang pak djaman sampaikan.
Ada satu sisi dimana kita tidak menyadari hal kecil yang malah berdampak besar. Ada satu sisi dimana kita mengetahui keegoisan dan hawa nafsu yang begitu membuncah untuk banyak hal yang kita inginkan. betapa kedamaian rohani tidak sama sekali bisa di beli. Kedamaian rohani untuk bisa berbagi tanpa ada perhitungan balik. Yakin dengan firman Allah “Min haitsu laa yahtasib ^_^
Comments
Post a Comment